Jika Setiap jiwa adalah pemimpin. Maka sebagai pemimpin seharusnya kita juga merasakan hal yang sama.
Begitulah,
Pemimpin adalah suatu kata yang simple namun mengandung arti jabatan
yang selalu diminati dan direbutkan oleh sekian banyak orang. Orang
berebut, saling adu, saling singung demi menjadi yang satu ini. Tak
khayal dimanapun ada kursi kepemimpinan disanalah ada kekuasaan.
Tujuan
perubahan lebih baik adalah visi utama diperlukannya pemimpin. Di
keluarga, di organisasi, bahkan di negara butuh pemimpin. Pemimpin
adalah trend setter yang selalu di depan. Ia menciptakan image ganda
sebagai seorang 'hero' namun juga 'penjahat'.
Pemimpin
yang menampakkan kebaikan, walau salah namun bersahabat dan berpihak
pada rakyat atau anggotanya ia akan tampak sebagai 'pahlawan'. Namun
pemimpin yang tegas, bengis, walau benar namun tidak bersahabat akan
menjadi 'penjahat'
Di
balik sebuah kepemimpinan, ada duka yang tergores lembut namun
menyakitkan. Sebab Pemimpin selalu dinilai dari kesenangan anggotanya.
Walau terkadang penilaian itu terlalu berlebihan. Ukuran nilai
kepemimpinan bukan lagi pada perubahan sebagaimana mestinya. Ia di ukur
oleh kepuasan dan pemenuhan kebutuhan para anggotanya. Jika ia tidak
sesuai kemauan kelompok ia mudah menjadi musuh bersama.
Betapa
banyak nilai yang diberikan pada pengorbanan seorang pemimpin
dibandingkan nilai kesalahan yang didapatnya. satu kesalahan yang biasa
saja bisa jadi kekecewaan bahkan hujatan yang bertubi-tubi.
Begitulah,
pemimpin ibarat permainan anggotanya. Ia memang berkuasa memimpin. Tapi
ia tak kuasa terhadap kesalahan yang akan dideritanya sampai akhir
hayatnya.
Semua
berlindung padanya ketika masih berkuasa namun Orang yang kecewa akan
bersorak ria ketika kejatuhanya. Orang akan beralibi buruk paska
kepemimpinanya. Semua berani menghujatnya. Terasa kebencian itu muncul
setelah kejatuhanya. Sebab mereka telah punya pemimpin baru.
Nilai
jerih payahnya tak sebanding nilai kesalahanya. Itulah nasib seorang
pemimpin. Ia menangung resiko. Seakan ia harus menjadi malaikat tanpa
salah.
Oleh Puput Wahyudi Zen P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar